Aku untuk Negeriku, Bugiakso Blog Competition 2009

MK (Melihat Kembali) Bulzit (Injak Tengkuk Sang Guru)

02.43 Edit This 9 Comments »

Kadang seorang untuk membuat kebijakan emang mudah. Tapi apakah dalam titah-titah kebijakan itu tidak boleh kita pertanyakan??? Apakah kebijakan itu benar-benar bijak???

Kali ini kita temukan sebuah kenyataan di pondok pesantren tercinta ini (Po. Pes. Mambaul Ulum Bata-Bata). Sebuah keinginan yang menggebu. Mengharap sesuatu yang serba ekstra dan instan dalam waktu singkat.

MK (Melihat Kembali), inilah salah satu contohnya meng-di(harap) akan ada sebuah perubahan positif yang benar-benar ekstra dengannya. Sedikit terbersit di pikiran dimana dipungut teori-teori yang sekarang berjalan di MK ini.

Tindakan pertama kali yang diambil SANG KONSEPTOR adalah profokasi dan dukungan –titah yang benar-benar tidak bisa di-TIDAK-an. Dan setelah semuanya mengatakan “IYA” mulailah proses itu. Pertama dengan membagi-bagikan angket yang tujuannya agar angket itu diisi dengan benar, sebagai penilaian terhadap staf-staf pengajar. Dan tindakan pertama inilah yang benar-benar mengganjal di pikiran. Kami disuruh untuk menghitung kebaikan-kebaikan guru dengan pertanyaan-pertanyaan yang terhidang, bukan hanya itu. Kami juga disuruh meng-IYA-kan keburukan-keburukan mereka.

Apa sih tindakan selanjutnya yang akan diambil MK??? Setalah mereka membuat merah muka para staf-staf guru yang benar-benar bekam karena ini. Dan ada satu Tanya yang terus berputar-putar di kepala. Selama ini kami diajarkan tentang sikap baik terhadap seorang guru, sampai kami begitu hormat pada beliau-beliau. Dan benarkan tindahkan kami setelah sekian lama kami dicekoki dengan “Ta’limul Muta’allim”??? dan inikah yang KAMU harap???

9 komentar:

MK (Melihat Kembali) angket gua nggak disetor, dijadiin alas tidur dalam kelas waktu pembagian angket. habisnya ngantuk banget sih...!!!

Bismillah ar-rohman ar-rohiim

Wah-wah.... Ternyata almamater saya makin berinovasi saja.... Di kampus saya, MK adalah kependekan dari kata Mahkamah Konstitusi, lembaga kehakiman yang bertugas untuk memutus constitutional complaint yang menjadi hak dari semua rakyat..... Ach, kita bahas yang bata-bata saja...

Memang benar, dalam setiap pembuatan kebijakan memang harus ada konsideransinya, setelah kebijakan jadi, kadang-kadang harus ditijau kembali (istilah hukumnya: Judicial Review) apakah kebijakan itu mempunyai dampak mashlahah yang besar dan atau sebaliknya...

MK di Bata-Bata? saya juga pernah denger itu... Tapi kurang mengetahui detailnya seperti apa... Yang pasti, Dari tulisan anda di atas saya melihat adanya "wah" dengan apa yang ditawarkan sang KONSEPTOR (Direktur M2KD-kah?).

Sebenarnya begini kawan... yang tidak biasa itu belum tentu tidak baik. Sering sekali "tidak baik" adalah tanggapan alam bawah kita terhadap apa yang ada di permukaan dan itu belum kita biasakan.

Dilihat dari namanya, MKMK (Meninjau Kembali Madrasah Kita) adalah sebuah gebrakan yang sangat revolusioner. Waktu saya masih MA dulu, gak ada yang kayak gituan. Tapi saya yakin, MK itu bersemangatkan wal-tandhur nafsun maa qoddamat lighadin (cara berpikir Konseptornya adalah historikal-futuristik). Mundur selangkah, maju seribu langkah.... (tafsir dari kata-kata saya ini terserah kawan).

Masalah bertentangan dengan Ta'limul Muta'allim.... saya kira anggapan itu hanyalah karena belum terlalu dibiasakan.... Tauqiirul Mu'allim adalah kewajiban seorang muta'allim. Angket sama sekali tidak ada hubungannya dengan tauqiir atau tidak tauqiir.

TERAKHIR NIH YAA.....
Jika seoarang Sarjana, Magister, Doktor, atau Profesor (yang bener2 sarjana, bener2 magister, bener2 Doktor, dan bener2 Prof.) berkata, maka selayaknya kita mengamininya, paling tidak sebagai bahan kajian. (Bahasa Hukumnya: Communis Oppinio Doctorum).

Salam dari FH-UII Jogja......

Wassalamu 'alaina wa 'ala 'ibaadillah ash-sholihiin.....

Ngomong-ngomong, administrator blog ini siapa zeich...? Kritis banget.... Pertahankan terus kawan....!!!!

@ Achmad Mudatsir MR : emang kadang sesuatu itu dapat kita nilai dari jarak jauh. tapi penilaian itu bagaikan melihat sesuatu yang besar menjadi kecil, sebaliknya yang kecil menjadi besar dan inilah yang tidak kami harapkan.

kadang kita dengan seenaknya berkomentar tanpa merasakan apa yang sedang tejadi. kita dengan mudah berkomentar karena kita tidak terlibat didalamnya. tidak secara utuh tahu apa yang sedang terjadi disana

Mohon maaf.... Jika saya (menurut anda) seenaknya berkomentar... Itu tidak lebih dari ketidaktahuan saya terhadap apa yang sesungguhnya terjadi...

Karena saya belum tahu, maka husnudh dhon adalah jalan yang terbaik menurut saya, daripada menghakimi apa yang saya tidak ketahui (wa laa taqfu maa laisa laka bihii 'ilmun).

Saya berkomentar karena selain diminta adalah kewajiban saya untuk bisa menyumbangkan paling tidak pemikiran terhadap almamater tercinta. Gak diminta-pun saya akan berkomentar.....

Mungkin apa yang terjadi sebenarnya bisa didialogkan dan didiskusikan secara bijaksana dan dengan kepala dingin... Silahkan kirim ke email saya di: mudatsir_uii@yahoo.com.

@ Achmad Mudatsir MR: jagan langsung cemberut gitu dong... kita sama-sama santri Bata-Bata :f

komentar tersebut (dari kami) bukan lantas (langsung) menolak dan berbicara kasar pada sampean dikaranakan kami dan sampean berdeda pemikitan tentang MK tersebut. okey...???:df

salam dingin aja dari kamu

qt kadang terlalu ceroboh dalam menganalisa sesuatu. atas nama pribadi q minta tolong untuk selalu menjaga citra almamater. alangkah lebih baik njenengan ngomong baik2 untuk persolan yang seperti itu dan kami siap untuk memfasilitasi uneg-uneg pedas njenengan.

q sarankan jg berani berkoar diluar bila njenegan takut menghadapi realitanya.

jika njenengan ngerasa tersakiti mungkin njenengan pernah menyakiti. dan sadarlah bahwa qt g akan pernah lepas dari yang namanya kesalahan.

yang siap memfasilitasi njenengan
a/n; coel_zlamboe@yahoo.co.id

yang buat blog ini ternyata adalah santri yang sangat tidak mengerti nilai penting seorang guru...


Makazih...

Posting Komentar