Aku untuk Negeriku, Bugiakso Blog Competition 2009

Saya Mohon, Bebaskanlah Saya. Berilah Kesempatan Untuk Saya Bisa Berkonsentrasi Pada Dunia Saya

20.45 Edit This 3 Comments »

Ada sedikit selentingan dari salah Dewan A’wan yang membuat saya lega mendengarnya; “Tidak semua santri bakalan menjadi Kiai suma” yang artinya semua santri bebas belajar apa saja semua ilmu-ilmu yang ada bertebaran di Bata-Bata –tapi itu dulu. Sekarang sudah tidak berlaku laku lagi. Dan sangat benar sekali tentang selentingan itu, nanti kalau kita pulang ke rumah masing-masing akan beraneka ragam kehidupannya; ada yang menjadi pengusaha dan semcamnya

Menyangkut dengan hal itu, tentu hobi/kesenangan suatu santri padang bidang ilmu tertentu tidaklah Cuma pada kita kuning belaka. Ada yang ke organesasi, computer, olah raga dan masih banyak lagi yang lainnya. Karena adanya keaneka ragaman bakat tersebut seharusnya Pesantren bias menjadi wadah bakat para santrinya, bukan lantas mencekal dan mempersulit kinerja usaha mereka untuk menekuni bakatnya, karena tujuan mareka tak ada lain kecuali memajukan Bata-Bata Pondok tercinta –melalui bakatnya.

Tujuan para santri masuk ke suatu Pesantren tertentu tentu beraneka ragam juga keinginannya dari rumah sang santri, tidak melulu Cuma pada kitab kuning saja (perlu diingat itu…!!!), sekarang bukan lagi zamannya Kiai Hasyim Asy’ary yang Cuma ngotot pada suatu bidang keilmuan tertentu, yaitu ilmu agama saja tau lebih jelasnya Kitab Kuning. Seharunya kita (lebih-lebih pihak yang terkait) sudah mulai membuka mata akan globalisasi, sekarang sudah zamannya Gus Dur yang mana seorang santri dituntut untuk mempunyai multi keilmuan (tidak Cuma kitab) untuk bisa menjawab dan membendung arus (negatif) Globalisasi yang semakin mengganas

Kita para santri di Pondok Pesantren ini (Pon. Pes. Mambaul Ulum Bata-Bata) untuk bisa mengembangkan bakatnya sangatlah banyak, baik bakat yang dibwa dari rumahnya maupun bakat yang tumbuh di Pon. Pes. Mambaul Ulum Bata-Bata. Tapi mereka sekarang sudah sudah tidak lagi mempunyai harapan lagi (untuk bisa menumbuh kembangkan bakatnya), mereka hanya bisa diam saja (mengikuti arus yang bikin gondok) tidak berkutik. Mau bersuara (apalagi bersuara lantang) sudah tidak mungkin, tidak boleh ada pendapat, tidak boleh ada usulan, apalagi mau mengajukan inovasi baru yang sekiranya demi memajukan Bata-Bata kedepan: semuanya No Comment, No Speeking

Bakat para santri akan hilang lambat laun (kalau terus-terusan kayak begini) tanpa bisa dimanfaatkan, baik oleh diri sendiri, Bata-Bata, dan orang banyak. Dan mereka tidak akan mempunyai tujuan dan menjadi santri yang pisimis, stagnan dan passif untuk membangun (mengembangkan bakatnya) cita-cita cemerlangnya. Sungguh sangat disayangkan!!! Apa itu yang diinginkan Bata-Bata terhadap santrinya???

3 komentar:

siiip aye dukung
gua aja nggak nemu penyaluran bakat gua ;;)

CARI SAJA PONDOK YANG LEBIH LONGGAR......

GITHU AJA KOK REPOT.....

MAU MONDOK? YA HARUS TAAT PERATURAN PONDOK.....

GAK TAAT? PINDAH AJA...

REPOT AMAT......

jg bertanya apa yang diinginkan bata-bata buat anda, tapi yang terpenting apa yang akan anda perbuat untuk bata-bata. pola dikau ini lako e capok?

Posting Komentar